Pages

Nonton Barapan Kebo, Salah Satu Budaya Sumbawa, Sendirian


Plis, jangan ngartiin 'sendirian' di judul tulisan ini kalo gw belum laku ya, gw udah punya anak coy!

Sendirian disini artinya gw perginya sendirian. Sepeda motoran dari rumah sendirian, ngisi bensin sendirian, dijalan kebelet pipis terus acak aja pilih rumah warga pinjam wc yang dimana gw masuk ke wc nya sendirian juga.

Dalam kesendirian itu gw dengan syahdunya memacu motor gw untuk menonton Barapan Kebo, salah satu tradisi budaya yang ada di Pulau Sumbawa. Kebetulan tempat yang gw datangin kali ini berada di Dusun Sela, Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu.


Kira-kira satu jam dari rumah gw, Sumbawa Besar. 1 jam 10 menit ditambah waktu gw numpang pipis di wc rumah warga tadi.

Dari pemantauan gw, event barapan kebo ini gak tentu waktu dan tempatnya. Bisa seminggu sekali, dua minggu sekali. Tempatnya juga acak aja, di desa yang berbeda-beda. Loe kudu punya teman dukun untuk menebak kapan dan dimana acara Barapan Kebo selanjutnya diadakan. Simak percakapan di bawah ini:

Iko Uwais: "Mas Harry, barapan kebo kapan dan dimana nih diadakan lagi?"

Gw: "Nanti tepat jam 12 malam loe pergi ke Ki Joko Bodo, minta petuah. Jangan lupa bawa ayam item yang dicat merah setengah ekor, kembang desa 7 orang, ama air laut dari 7 samudera"

Iko Uwais: "Berat mas, ada cara lain gak?"

Gw: "Add Facebook nya Mas Oiee Petruk, beliau biasa ngeshare disana"

Iko Uwais: "Okey terima kasih mas. Ini tiket gratis nonton Miles 22 di bioskop"

Gw: "Nggak usah mas. Gw tunggu bajakannya di LK21 aja"

***

Setibanya di lokasi barapan kebo, gw melihat kebo-kebo sudah berkumpul. Guys, inilah makna kumpul kebo yang sebenarnya. Gw terharu dengan kumpul kebo yang satu ini. Masyarakat berkumpul rame-rame di satu lokasi, bergembira dan tertawa bersama-sama. Kumpul kebo yang ini ada silaturahimnya coy. Mantap!!!




Hampir sama dengan kejuaraan moto gp, sebelum balapan, kebo-kebo ini ada sesi warming up nya yaitu mengelilingi sawah becek nan berlumpur yang sudah disiapkan sebagai arena balapan sebelum perlombaan sesungguhnya berlangsung.

Bedanya kalo moto gp pake ducati, barapan kebo pake kebo. Ya iyalah monyong!

Selain itu, kebo-kebo ini GAK dilepas semuanya langsung dan siapa  yang duluan nyampe finish menang. Gak gitu. Kebonya dilepas dua (berpasangan) dengan dikaitkan dengan kayu antara kebo yang satu dan yang lain. Jokinya ditengah-tengah sambil megang cambuk.


Diujung sawah yang lainnya sudah dipasang satu buah kayu yang disebut 'SAKA'. Nah, kebo yang menang adalah kebo yang tercepat dan tepat mengenai Saka itu.

Kebo-kebo yang dilombakan ada kelasnya. Jadi gak semua umur kebo disapu rata. Yang umur 1 tahun di kelas TK, umur 5 tahun yang udah kuliah. Kalo juara nanti diwisuda ama rektornya.

Acaranya bisa dari pagi ampe sore. Karena rame banget kebo yang ikut lomba. Dari berbagai desa di Kabupaten Sumbawa kumpul semua di satu tempat. Padahal hadiahnya gak terlalu gede, tapi kebo juara nilai jualnya bisa tinggi. Nyampe seratus juta lho.

Kalo dibeliin mie ayam bisa dapat 10ribu mangkok.

My Job My Adventure


Sebagai seorang pengusaha tour planner berbasis website, gw menyadari bahwa banyak hal yg bisa gw jual di website selain paket wisata. Karenanya utk mengurangi rasa suntuk gw di depan laptop (belakangan udah gak pernah turun lapangan bawa tamu karena gw punya guide sendiri), gw pun memutuskan bikin satu halaman yg menjual jasa penyewaan drone di Lombok, Sumbawa dan Labuan Bajo lengkap dengan pilotnya (gw).

Guys, daripada drone di rumah keseringan nganggur kan mending gw duitin. Dan tentu saja, dengan sedikit kemampuan SEO (kemampuan membuat suatu artikel website berada di halaman satu google), beberapa hari kemudian ada yg deal dan gw sambet aja.

Janjian ketemu di Desa Sembagek, Kabupaten Lombok Utara, mereka ternyata dari Production House gitu. Yang megang beberapa program yang tayang di stasiun TV swasta di Indonesia. Jadilah gw ikut bagian dari team (bagian shooting pake drone).


Dusun Sembagek, Desa Sukadana, Lombok Utara
Nah, karena udah jadi bagian dari team, gw pun dapat makan dan hotel gratis. Memang sih awalnya gw minta transportasi, akomodasi dan konsumsi gw ditanggung. Tapi yg ada dipikiran gw waktu itu semacam penginapan sederhana juga gak papa. Eh, malah dapat yg bintang lima. Walopun sekamar sama team sama artisnya juga, ya asik aja dapat teman baru plus ngerasain mevahnya fasilitas hotel.


View Hotel Ombak Sunset, Gili Trawangan dari Drone
Pernah juga gw dapat jalan2 gratis ke Labuan Bajo, Komodo. Udah gratis dapat uang lagi. Makan dan kamar selama sailing ditanggung. Ya gara2 nyewain drone ini.

Waktu itu gw blm bikin iklannya di website, tapi atas rekomendasi teman aja.

Well, bisa marketing itu bagus, tapi banyak teman juga lebih bagus. Menjaga kepercayaan dan pertemanan itu gampang kok. Jujur, saling menghargai dan menghormati. Gak cuman ke teman aja, ke klien kita, ke orang tua, ibu bapak, nenek-nenek yang mau nyebrang, ama kakek2 yg mau manjat pohon kelapa semua harus kita baikin.

Kita gak bakal tau siapa perantara rejeki kita. Tapi yg paling penting dari duit, tentu saja passion kita terhadap apa yg kita geluti. Meski kesan tulisan gw ini apa adanya, tapi setiap ngejob gw selalu menjaga profesionalitas dan service gw. Dari situlag orang menilai hasil kerja kita. Meskipun kerjaan gw rada2 fun, tapi tetap penuh tanggung jawab juga.

So, my job my adventure, my ijasah udah luntur...

Pesta Ponan, Event Budaya di Sumbawa Yang Mengenyangkan


Tanggal 11 Februari 2018, tepat tiga hari sebelum valentine, tepat tiga hari sebelum angka penjualan kondom meningkat, gw menyempatkan diri untuk pergi jalan-jalan melihat salah satu event di Sumbawa.

Pesta Ponan namanya. Meskipun bisa dibilang 50% darah yang mengalir di diri gw adalah darah Sumbawa, setengahnya lagi swiss, gw belum pernah dengar sebelumnya tentang Pesta Ponan. Katanya sih event tahunan dan sudah ada sejak jaman dahulu kala.

Gara-gara teman nge-WA dan ngajakin kesana gw pun okey. Tapi si kampret teman gw cancel pas hari H. Jadilah gw berangkat sendiri ke Desa Poto, tempat diadakannya acara Pesta Ponan, sekitar 30 menit dari pusat Kota Sumbawa.

Berjalan seorang diri pake motor gw sempat nyasar. Gimana enggak, tempatnya ada di tengah-tengah areal persawahan yang luas banget. Saking luasnya, gw mau kok kalo diwariskan 5 hektar. Ikhlas gw...

Berangkat dari rumah jam 6 pagi, nyampe jam 7. Acara dimulai jam 9.30. Dua setengah jam gw habiskan untuk ngobrol dengan tukang cilok yang udah stand by, ngobrol dengan orang-orang buka stand jualan pupuk juga, semua itu gw lakuin dengan satu tujuan, minta rokok.

Guys, sumpah gw lupa beli rokok sebelum kesini.

Selain ngobrol modus demi rokok, gw juga sempat ngobrol dengan salah satu warga yang datang duluan untuk membersihkan lokasi sebelum acara dimulai. Namanya Pak Tebarani. Ini fotonya:

Pak Tebarani dari Desa Poto
Dari Pak Tebarani ini gw dapat informasi penting nan berharga, bahwa saham NASDEQ akan naik jadi gw disuruh lepas saham gw yang di NESTLE ama QATAR AIRWAYS.

Sungguh nasehat yang sangat mulia, akan gw laksanakan! Terima kasih Pak Tebarani, terus tebarkan keberanian. Ciiiaaaaaaaaatttttt...

Maaf, ngelantur.

Adapun Pesta Ponan ini diadakan setiap tahunnya di minggu kedua atau ketiga bulan Februari, saat usia padi menginjak 7 minggu sejak ditanam.

Masyarakat dari beberapa desa yang sawahnya berada di sekitar aerial ini berkumpul di satu tempat, tepatnya di tengah-tengah sawah, namanya Bukit Ponan.

Ibu-ibu datang dan membawa aneka jajanan dan buah-buahan dan bapak-bapaknya berkumpul di bangunan seperti aula terbuka di tengah-tengah Bukit Ponan.

Adapun anak-anak mudanya bertebaran memenuhi bukit yang luasnya gak lebih dari 2 hektar ini. 

Sebelum hidangan disajikan bapak-bapaknya tahlilan dulu, setelah itu sambutan-sambutan. Biasanya sih ada pejabat yang datang sekelas bupati atau wakilnya.





Tujuannya? Buat silaturahim, ngumpul dan makan-makan. Dan berdoa agar hasil panen nanti melimpah ruah.

Siapapun bisa datang dan mencicipi kuliner khas yang dibuat sehari sebelumnya oleh ibu-ibu dari desa sekitar Bukit Ponan.

Ngomong-ngomong soal kulinernya, gw dapat satu kresek besar buat dibawa pulang. Caranya dengan mendekati ibu-ibu dan ngobrol seru penuh antusias. Dan hola, dapat jajan.

Gw sih gak saranin cara ini karena tingkat keberhasilannya tergantung tampang dan ketampanan.