Pages

Pesta Ponan, Event Budaya di Sumbawa Yang Mengenyangkan


Tanggal 11 Februari 2018, tepat tiga hari sebelum valentine, tepat tiga hari sebelum angka penjualan kondom meningkat, gw menyempatkan diri untuk pergi jalan-jalan melihat salah satu event di Sumbawa.

Pesta Ponan namanya. Meskipun bisa dibilang 50% darah yang mengalir di diri gw adalah darah Sumbawa, setengahnya lagi swiss, gw belum pernah dengar sebelumnya tentang Pesta Ponan. Katanya sih event tahunan dan sudah ada sejak jaman dahulu kala.

Gara-gara teman nge-WA dan ngajakin kesana gw pun okey. Tapi si kampret teman gw cancel pas hari H. Jadilah gw berangkat sendiri ke Desa Poto, tempat diadakannya acara Pesta Ponan, sekitar 30 menit dari pusat Kota Sumbawa.

Berjalan seorang diri pake motor gw sempat nyasar. Gimana enggak, tempatnya ada di tengah-tengah areal persawahan yang luas banget. Saking luasnya, gw mau kok kalo diwariskan 5 hektar. Ikhlas gw...

Berangkat dari rumah jam 6 pagi, nyampe jam 7. Acara dimulai jam 9.30. Dua setengah jam gw habiskan untuk ngobrol dengan tukang cilok yang udah stand by, ngobrol dengan orang-orang buka stand jualan pupuk juga, semua itu gw lakuin dengan satu tujuan, minta rokok.

Guys, sumpah gw lupa beli rokok sebelum kesini.

Selain ngobrol modus demi rokok, gw juga sempat ngobrol dengan salah satu warga yang datang duluan untuk membersihkan lokasi sebelum acara dimulai. Namanya Pak Tebarani. Ini fotonya:

Pak Tebarani dari Desa Poto
Dari Pak Tebarani ini gw dapat informasi penting nan berharga, bahwa saham NASDEQ akan naik jadi gw disuruh lepas saham gw yang di NESTLE ama QATAR AIRWAYS.

Sungguh nasehat yang sangat mulia, akan gw laksanakan! Terima kasih Pak Tebarani, terus tebarkan keberanian. Ciiiaaaaaaaaatttttt...

Maaf, ngelantur.

Adapun Pesta Ponan ini diadakan setiap tahunnya di minggu kedua atau ketiga bulan Februari, saat usia padi menginjak 7 minggu sejak ditanam.

Masyarakat dari beberapa desa yang sawahnya berada di sekitar aerial ini berkumpul di satu tempat, tepatnya di tengah-tengah sawah, namanya Bukit Ponan.

Ibu-ibu datang dan membawa aneka jajanan dan buah-buahan dan bapak-bapaknya berkumpul di bangunan seperti aula terbuka di tengah-tengah Bukit Ponan.

Adapun anak-anak mudanya bertebaran memenuhi bukit yang luasnya gak lebih dari 2 hektar ini. 

Sebelum hidangan disajikan bapak-bapaknya tahlilan dulu, setelah itu sambutan-sambutan. Biasanya sih ada pejabat yang datang sekelas bupati atau wakilnya.





Tujuannya? Buat silaturahim, ngumpul dan makan-makan. Dan berdoa agar hasil panen nanti melimpah ruah.

Siapapun bisa datang dan mencicipi kuliner khas yang dibuat sehari sebelumnya oleh ibu-ibu dari desa sekitar Bukit Ponan.

Ngomong-ngomong soal kulinernya, gw dapat satu kresek besar buat dibawa pulang. Caranya dengan mendekati ibu-ibu dan ngobrol seru penuh antusias. Dan hola, dapat jajan.

Gw sih gak saranin cara ini karena tingkat keberhasilannya tergantung tampang dan ketampanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar