Pages

Indahnya Desa Mantar, Desa Serdadu Kumbang


Paling enak itu adalah jalan-jalan apalagi gratisan. Yup, pengalaman saya jalan-jalan dulu di Desa Mantar akhirnya saya tulis juga di sini setelah secara tidak sengaja saya menemukan foto-fotonya terdampar di folder terdalam di salah satu komputer di sudut kampus Universitas Mataram. Ah, sudahlah.

Di awal kalimat saya menuliskan jalan-jalan itu enak, apalagi kalo gratis. Hehe. Sama seperti pengalaman saya kali ini, saya diajak oleh tetua (orang yang dituakan oleh anak muda kayak saya) untuk mengunjungi Desa Mantar. Maksud dan tujuannya sih untuk survey kegiatan paralayang. Apakah di lokasi ini cocok atau enggak, apakah arah anginnya udah benar apa enggak, apakah kecepatan anginnya udah aman ato belum, apakah saya ganteng atau ganteng banget. Okey, saya gak akan membahas pertanyaan-pertanyyan tersebut di postingan kali ini. Saya akan lebih menyoroti dari segi asyiknya, bagaimana kesananya, apa-apa aja yang bisa kamu lihat, dan apa aja yang bisa kamu pelajari. Okey, kita mulai, tarik nafas kalian, hembuskan sejam kemudian.

Saya dan rombongan gak berangkat dari Mataram, Lombok. Tapi kami memulai dari trip ini dari sebuah kota yang mirip dengan Las Vegas, sebuah kota yang dimana penduduknya menggunakan bahasa inggris untuk komunikasi sehari-hari, sebuah kota di mana saya lahir, Kota Sumbawa Besar. Sebelum kamu lanjutkan baca artikel ini, saya mau memperingatkan aja kalo gak semua yang kamu baca di sini benar. Kecuali bagian di mana saya mengatakan saya ganteng, itu mutlak benar.




Berangkat dari Kota Sumbawa Besar pukul 03.00 pagi, kami pun tiba di Desa Senayan sekitar dua jam kemudian. Sebelum memulai perjalanan ke Desa Mantar, kami beristirahat di sini sambil menikmati kopi lokal dan pisang goreng buatan penduduk setempat. Pemnadangan pagi di Desa ini sangat indah. Hamparan sawah yang secara perlahan disinari oleh lembutnya matahari pagi menyejukkan mata kami. Ah indahnya pagi itu.


Puas menikmati sarapan sederhana tapi 2 bakul itu, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Desa Mantar. Desa Mantar terletak di ketinggian 630 meter dari permukaan laut. So, kami harus menanjak dan hanya mobil off road lah yg bisa menaklukkan medan seperti ini. Dapatnya darimana saya gak tau men, tiba2 aja tetua saya nemuin itu benda canggih nan macho. Tapi buat kalian yg pengen ke sini, tenang ada ojek yang motornya udah dimodif kok. Jadi gak usah jalan kaki, percaya deh, jauh dan melelahkan.

Desa Mantar sendiri masuk dalam wilayah Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Desa ini pernah dijadikan lokasi syuting film Serdadu Kumbang. Sebuah film yang disutradari oleh Ari Sihasale yang menceritakan tekad seorang anak kecil yang mengejar impiannya.


Setibanya di Desa Mantar, hawa sejuk khas daerah dataran tinggi menyapa kami. Belum lagi deretan rumah panggung di kiri dan kanan jalan menambah suasana pedalaman dan tradisionalnya desa ini. Di bagian utara desa ini, kamu bisa melihat kebun-kebun warga dan hewan ternak seperti kuda berkeliaran. Hamparan yang luas semakin membuat kami kagum saat dipenghujungnya kami menemukan pemandangan yang eksotis. Ya, pelabuhan Poto Tano terlihat di sana ditambah dengan kokohnya Puncak Gunung Rinjani yang berdiri di Pulau Lombok. Dari puncak bukit ini juga saya melihat Desa Senayan, Desa Tapir, dan Desa Seteluk di bawahnya. Belum lagi pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Pelabuhan Poto Tano seperti Pulau Kenawa.



Ah, memang Tuhan itu Maha Indah. Terlihat dari ciptaannya yang juga indah. Pengalaman jalan-jalan saya kali ini gak akan terlupakan. Kecuali saya amnesia gara2 sering nyanyiin lagu Geisha yang judulnya Lumpuhkan Ingatanku. Okeh skip, bagaimana dengan hasil survey paralayangnya? Ah, kepo banget sih. Saya cuma bisa bilang, KAMI TERBANG !!!


Gili Kondo, Surga di Lombok Timur


Selain dijuluki sebagai Pulau Seribu Masjid, gak salah juga kalo Lombok disebut sebagai Pulau Seribu Gili. Salah satu Gili yang gak kalah indahnya dari Gili Trawangan yang sudah terkenal itu yaitu Gili Kondo. Terletak di Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Gili Kondo menyimpan pesona alam yang begitu indah.


Hanya menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dari pusat Kota Mataram menggunakan sepeda motor, anda sudah sampai di Pelabuhan Padak Juar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur. Dari sini kamu akan menaiki perahu penyebrangan menuju Gili Kondo selama 15 menit. Jangan pernah memejamkan mata kamu selama perjalanan menyebrang, terutama saat mendekati Gili Kondo, coba tengok ke air laut, mata kamu akan dimanjakan oleh keindahan alam bawah laut. Air yang bersih dan bening itu menampakkan betapa indahnya terumbu karang berwarna-warni dan ikan-ikan hias di sekitarnya. Sayang saya dan teman-teman tidak ada yang membawa kamera underwater. 


Tetiba di Gili Kondo, hamparan pasir putih menyambut kami dengan penuh kehangatan(soalnya waktu lagi musim panas gila meeeen). Kamipun memulai perjalanan mengelilingi Gili Kondo. Hanya 15 menit, kami sudah mengelilingi pulau yang luasnya kurang dari 1 kilometer persegi ini.


Banyak alternatif kegiatan wisata yang bisa dilakukan di sini, diantaranya bermain bola, snorkling, diving, bakar ikan, dan masih banyak lagi.
Gili Kondo memang seperti Pulau sendiri. Sepi, seolah-olah Pulau ini milik kami. Hehe. Ingin bermalam di sini? Ada beberapa rumah kayu atau gazebo, yang di Lombok disebut berugaq (cuma dengar-dengar katanya sekarang sudah dibakar semua sama warga setempat), serta terdapat area untuk kemping.

Gili Kondo, tempat yang sempurna untuk honeymoon atau sekedar travelling bersama sahabat. Pesan saya, kalo kamu mengunjungi Pulau ini, jangan lupa bawa alat snorkling, pesona alam bawah lautnya sudah menunggu untuk kamu nikmati.